Jumat, 18 April 2014

Mengingatkan kita pada anak Yatim Piatu

Inilah untaian aksara tanpa nada.
Yang ku tulis dalam sayup gejolak jiwa.
Terukir dari pandangan realita.
Dan tertumpah sebagai syair tanpa irama.
Yang ku teriakkan kencang jauh di lubuk jiwa.

Duhai anak yatim piatu.
Engkau tak punya ayah juga ibu.
Kesepian selalu datang menyelimutimu.
Kegundahan acap kali menghantuimu.

Jauh diseberang angan menerawang.
Berandai kasih sayang yang tak kunjung datang.
Berhayal cinta yang tak jua tiba.
Memimpikan bahagia yang hanya fatamorgana.

Duhai anak yatim piatu.
Tangis dan lapar adalah hidanganmu.
Bernostalgia dalam pesona semu.
Adalah upah yang engkau terima di hidupmu

Tatkala kami di takdirkan bahagia.
Engkau berperang dengan derita.
Dimana kami tersenyum semi.
Dirimu menangis dalam sepi.

Duhai anak yatim piatu.
Kegersangan hati datang menjemputmu.
Kotradiksi batin yang kian menggebu.
Menahan benturan jiwa abu-abu.
Berpijak pada hidup yang tak menentu.
Tersudut senyap menangis sedu.

Duhai anak yatim piatu.
Meski nestapa selalu hadir di hadapmu.
Namun jangan engkau sesali hidupmu.
Terus semangat menggapai mimpimu.
Mewujudkan cita dan anganmu.

Jangan putus asa dan menyerah.
Terjang rasa pedih dan gundah.
Leburkan rasa penat dan resah.
Percaya diri untuk meraih berkah.
Jangan hanya mengandalkan sedekah.
Tapi yakinlah dengan tanganmu. engkau akan berubah.
Melesat dari hidup susah.
Berenang menuju kehidupan mewah.

"Duhai Anak Yatim Piatu"

Inilah puisi yang ku buat untukmu.
Tertulis dari tinta hati dan pena jiwa ku.
Sebagai penggugah semangatmu.
Agar kau mampu hengkang.
Dari selubung problema yang mengekang.

Tetap semangat kawan...
Kami disini berdo'a dan mendukungmu...
Read More..