Kamis, 27 November 2014

STRUKTUR ORGANISASI WAREHOUSE DEPARTMENT

Deskripsi :

§  Manager Department : Mengontrol manajemen beserta kinerja perusahaan dan menentukan kebijakan-kebijakan strategi perusahaan.
§  Staff Administrasi : Mengurus semua data admisistrasi warehouse dari mulai In Out barang dengan inventory membuat berbagai document seperti data penagihan, data arsip, atk, dll.
§  Kepala Seksi Operasional : Memilik tanggung jawab tehadap segala kegiatan yang berlangsung di bagian Spare Part maupun CKD secara lancer dan efisien dalam memenuhi target yang ditetapkan oleh perusahaan.
§  Pengawas Spare Part & CKD :
-          Mengawasi dan mengevaluasi semua proses kegiatan yang berlangsung agar dapat mengetahui kekurangan, penyimpangan / kesalahan sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk kegiatan berikutnya.
-          Mengkordinir dan mengarahkan setiap bawahannya serta menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.
§  Staff Devanning : Membuat rencana pembongkaran barang dari Container ke warehouse.
§  Staff Pengiriman : Melakukan pengiriman barang ke Assy Plant sesuai dengan schedule yang sudah di tentukan.
§  Petugas Tally : Mencatat barang masuk / keluar beserta melakukan penempatan barang (Layout)
§  Staff Take Out : Membuat laporan harian Take Out serta merencanakan proses take out sesuai Production Schedule.
§  Operator Take Out : Mengambil / mengeluarkan Part dari peti berdasarkan requesest dan Schedule produksi.
Operator Alat Berat : Membatu proses jalannya kegiatan devanning, pengiriman, take out dan lainnya.
Read More..

Jumat, 21 November 2014

Ubi Jalar Jadi Produk Unggulan Kabupaten Kuningan


Wilayah Kabupaten Kuningan tidak saja dikenal dengan keindahan alamnya sebagai objek wisata. Sektor ekonomi pun memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi unggalan daerah. Salah satunya, ubi jalar (boled, bahasa Kuningan-Red) yang kini pamornya tengah naik daun. Begitu pun pemerintah kabupaten (Pemkab) Kuningan jatuh hati untuk dijadikan potensi unggalan.
Kebijakan Pemkab Kuningan pun menjadikan boled sebagai prioritas utama dalam meningkatkan indek pembangunan manusia (IPM) sektor daya beli. Melalui program pendanaan kompetisi akselerasi (PPK-IPM) Tahun 2008. Hasilnya, mampu meningkatkan pendapatan masyarakat petani, sehingga daya beli masyarakat pun turut terdongkrak.
H Kamil Ganda Permadi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) Kab Kuningan yang didampingi Kabid Perdagangan, H Zaenal Abidin kepada Pelita, Minggu (4/1) menjelaskan. Agribisnis boled tengah dikembangkan melalui program PPK-IPM. Baik melalui produksi, hasil produksi, budidaya maupun pemasaran serta promosi di dalam negeri juga ke luar negeri.
Produk agribisnis boled Kuningan memiliki dua varietas yakni varietas kuningan white dan kuningan red. Kedua varietas ini telah didaftarkan ke PBB sebagai varietas milik masyarakat Kab Kuningan. Tujuannya, jika ada daerah lain yang menanam maka Kuningan akan memeroleh royalti. Selama ini kan tidak terdaftar secara hukum, sehingga daerah mana pun boleh menanam dan tidak ada royaltinya, ungkapnya.
Pendanaan PPK-IPM, kata Kamil, salah satu upaya meningkatkan produksi hasil usaha petani. Selain itu, mampu menyerap tenaga kerja dengan cara melakukan penambahan areal tanam. Tahun 2007, pihaknya membuka lahan 2.105 Ha, pada tahun 2008, meningkat jadi 3.105 Ha. Kapasitas produksi yang diharapkan 18 ton perhektar, sehingga setiap musim boled Kuningan mencapai 55.890 ton permusim.
Setiap tahun produksinya mencapai 111.780 ton perdua kali musim panen. Supaya terus meningkat, saya pun membina kelompok tani (poktan), jika tahun sebelumnya hanya 50 kelompok, sekarang jadi 78 kelompok yang tersebebar di enam kecamatan atau 45 desa, terangnya.
Chip boled Kuningan
Selain melakukan budidaya, Disperindag pun membangun pabrik chip boled (tepung ubi jalar) berkapasitas produksi 12 ton perhari. Produksi chip tidak saja untuk memenuhi kebutuhan pabrik boled yang ada di Kab Kuningan. namun dapat memenuhi kebutuhan se wilayah III Cirebon. Program ini cukup strategis bagi para petani boled dalam penjualannya.
Harga boled, setiap musim panen selalu fluktuatif. Melalui PPK-IPM, harganya diupayakan stabil dengan cara menyiasati tanam dan panen. Selain itu, perlu dijaga kontinuitas produksi chip. Karena selama ini telah dijadikan pengganti tepung beras yang harganya lebih mahal, ucapnya.
Sambungnya, jumlah pabrik chip boled yang sudah dibangun dan beroperasi sebanyak enam unit yang tersebesar di beberapa wilayah. Diantaranya Poktan Mitra Tani di Desa/Kec Pancalang, Subur Makmur Desa Bandorasa Wetan Kec Cilimus, Buana Sari Desa Panawuan Kec Cigandamekar, Mekar Sari Desa Cimaranten Kec Cipicung, Ciremai Giri Desa Kalapagunung Kec Karamatmulya dan Poktan Karya Nugraha Desa Manis Lor Kec Jalaksana, ungkapnya.
Ditambahkan H Zaenal Abidin untuk membantu peningkatan promosi pemasaran agribisnis boled, pihaknya telah melaksanakan Agro and Food di Jakarta. Pameran Jawa Barat Expo di Bandung, pameran dan lomba makanan etnik Kuningan (ubi jalar). Temu usaha pemasaran ubi jalar, jaringan pemasaran untuk perluasan pangsa pasar dengan Puskopas Jakarta.
Sumber:www.pelita.or.id
Read More..

Selasa, 11 November 2014

Indonesia Harus Tengok China untuk Regulasi Media Sosial

Pemerintah Indonesia harus punya keberanian seperti pemerintah China dalam penggunaan media sosial termasuk e-Commerce.
“Pemerintah harus menerapkan regulasi ketat untuk media sosial dan produk-produk e-commerce asing. Ini karena masyarakat Indonesia masih berperan sebagai konsumen," kata Pengajar Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, Yuli Candrasari kepada Okezone, Selasa (11/11/2014).

Dia menambahkan Regulasi ini berupa aturan ketat dan pajak ketika mereka menjual produk.
Menurutnya, proteksi ini penting untuk melindungi pelaku bisnis online lokal. “Pelaku e-commerce seperti Lazada dan Elevania yang berasal dari luar Indonesia diberi kemudahan seperti pajak sehingga dengan mudah mereka berekspansi dan pasang iklan di mana-mana,” kata Yuli.

"Yang terjadi malah sebaliknya, pemain e-commerce lokal diberi aturan macam-macam sedang pemain luar bebas melenggang," kata Yuli yang mengajar mata kuliah sosial media. Menurut Yuli pemain e-commerce asing itu sebenarnya sudah besar, dan bertambah besar ketika beroperasi di Indonesia.

Memang, selama masyarakat Indonesia masih bermental konsumen dari industri kreatif sulit untuk bersaing. "Masyarakat harus didorong untuk menjadi produsen kreatif, menciptakan aplikasi-aplikasi online atau menjadi pelaku kreatif di online. Itu tugas pemerintah," kata Yuli.

Yuli mengutip data bahwa omzet e-commerce Indonesia tumbuh 150 % pada tahun 2012-2013.
Karena itu, menurutnya, tidak ada salahnya jika Pemerintah Indonesia menengok regulasi media sosial yang dilakukan pemerintah China. “Tidak untuk dijiplak mentah-mentah tapi untuk memberi referensi bahwa pemerintah Indonesia harus melakukan sesuatu untuk perkembangan media sosial di negara ini,” kata Yuli.

Saat ini media sosial China berhasil menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Selain karena pemerintahnya melarang media sosial asing, tapi karena media sosial lokal punya keunggulan dan dapat paham kebutuhan masyarakat China. Dari 513 juta pengguna internet di China, lebih dari setengahnya mengakses jejaring sosial lokal yang terus mengalami pertumbuhan.
Read More..