Jumat, 21 November 2014

Ubi Jalar Jadi Produk Unggulan Kabupaten Kuningan


Wilayah Kabupaten Kuningan tidak saja dikenal dengan keindahan alamnya sebagai objek wisata. Sektor ekonomi pun memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi unggalan daerah. Salah satunya, ubi jalar (boled, bahasa Kuningan-Red) yang kini pamornya tengah naik daun. Begitu pun pemerintah kabupaten (Pemkab) Kuningan jatuh hati untuk dijadikan potensi unggalan.
Kebijakan Pemkab Kuningan pun menjadikan boled sebagai prioritas utama dalam meningkatkan indek pembangunan manusia (IPM) sektor daya beli. Melalui program pendanaan kompetisi akselerasi (PPK-IPM) Tahun 2008. Hasilnya, mampu meningkatkan pendapatan masyarakat petani, sehingga daya beli masyarakat pun turut terdongkrak.
H Kamil Ganda Permadi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) Kab Kuningan yang didampingi Kabid Perdagangan, H Zaenal Abidin kepada Pelita, Minggu (4/1) menjelaskan. Agribisnis boled tengah dikembangkan melalui program PPK-IPM. Baik melalui produksi, hasil produksi, budidaya maupun pemasaran serta promosi di dalam negeri juga ke luar negeri.
Produk agribisnis boled Kuningan memiliki dua varietas yakni varietas kuningan white dan kuningan red. Kedua varietas ini telah didaftarkan ke PBB sebagai varietas milik masyarakat Kab Kuningan. Tujuannya, jika ada daerah lain yang menanam maka Kuningan akan memeroleh royalti. Selama ini kan tidak terdaftar secara hukum, sehingga daerah mana pun boleh menanam dan tidak ada royaltinya, ungkapnya.
Pendanaan PPK-IPM, kata Kamil, salah satu upaya meningkatkan produksi hasil usaha petani. Selain itu, mampu menyerap tenaga kerja dengan cara melakukan penambahan areal tanam. Tahun 2007, pihaknya membuka lahan 2.105 Ha, pada tahun 2008, meningkat jadi 3.105 Ha. Kapasitas produksi yang diharapkan 18 ton perhektar, sehingga setiap musim boled Kuningan mencapai 55.890 ton permusim.
Setiap tahun produksinya mencapai 111.780 ton perdua kali musim panen. Supaya terus meningkat, saya pun membina kelompok tani (poktan), jika tahun sebelumnya hanya 50 kelompok, sekarang jadi 78 kelompok yang tersebebar di enam kecamatan atau 45 desa, terangnya.
Chip boled Kuningan
Selain melakukan budidaya, Disperindag pun membangun pabrik chip boled (tepung ubi jalar) berkapasitas produksi 12 ton perhari. Produksi chip tidak saja untuk memenuhi kebutuhan pabrik boled yang ada di Kab Kuningan. namun dapat memenuhi kebutuhan se wilayah III Cirebon. Program ini cukup strategis bagi para petani boled dalam penjualannya.
Harga boled, setiap musim panen selalu fluktuatif. Melalui PPK-IPM, harganya diupayakan stabil dengan cara menyiasati tanam dan panen. Selain itu, perlu dijaga kontinuitas produksi chip. Karena selama ini telah dijadikan pengganti tepung beras yang harganya lebih mahal, ucapnya.
Sambungnya, jumlah pabrik chip boled yang sudah dibangun dan beroperasi sebanyak enam unit yang tersebesar di beberapa wilayah. Diantaranya Poktan Mitra Tani di Desa/Kec Pancalang, Subur Makmur Desa Bandorasa Wetan Kec Cilimus, Buana Sari Desa Panawuan Kec Cigandamekar, Mekar Sari Desa Cimaranten Kec Cipicung, Ciremai Giri Desa Kalapagunung Kec Karamatmulya dan Poktan Karya Nugraha Desa Manis Lor Kec Jalaksana, ungkapnya.
Ditambahkan H Zaenal Abidin untuk membantu peningkatan promosi pemasaran agribisnis boled, pihaknya telah melaksanakan Agro and Food di Jakarta. Pameran Jawa Barat Expo di Bandung, pameran dan lomba makanan etnik Kuningan (ubi jalar). Temu usaha pemasaran ubi jalar, jaringan pemasaran untuk perluasan pangsa pasar dengan Puskopas Jakarta.
Sumber:www.pelita.or.id

0 komentar :

Posting Komentar