Selasa, 19 April 2016

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.

Contoh klasik dari penalaran deduktif:


 Semua manusia pasti mati (premis mayor)Sokrates adalah manusia. (premis minor)Sokrates pasti mati. (kesimpulan)

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

a. Silogisme
Silogisme adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh:

 PU: Binatang mamalia melahirkan anak dan tidak bertelur.PK: Ikan paus binatang binatang mamalia.K : Ikan paus melahirkan anak dan tidak bertelur.

b. Entimen

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :

 Ikan paus melahirkan anak dan tidak bertelur karena termasuk binatang mamalia.

Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif.

0 komentar :

Posting Komentar